Minggu, 07 Juni 2015

contoh surat penawaran bahasa indonesia

images.jpgPT MEGA GALAXY
Jalan Sudirman No.24 Lhokseumawe
Telp.(021)12408 Fax.7753124
                                                                  

Nomor     : 05/MG/IV/2015                                                                21 April 2015
Lampiran : -
Hal           : Penawaran Barang                                               Yth.Pemilik Lejel
                                                                                                Jalan Darussalam No.12
                                                                                                Lhokseumawe


Dengan Hormat,

            Sehubung dengan repotnya pekerjaan rumah tangga kami dari perusahaan PT MEGA GALAXY ingin memperkenal kana lat baru yang memudahkan pekerjaan rumah tangga dalam bidang membersihkan rumah.
            Alat yang kami tawarkan adalah floordeaning yaitu berupa vacum cleaner. Dengan banyak kelekbihan yaitu dapat menghisap debu lebih banyak, dapat dicuci dengan mudah, dapat menghisap beban berat, tidak memerlukan ruang banyak dan mudah disimpan.
            Harga barang yang kami tawarkan yaitu Rp.1.200.000,- untuk pembelian dibulan ini mendapatkan diskon sebesar 25%.
            Sekian dari surat penawaran ini kami mengharapkan kerja sama yang baik salam sejahtera.




Hormat kami,
PT MEGA GALAXY


(Shendy Lisan Shidqi)

Direktur Utama

Larutan elektrolit dan non elektrolit

Kata Pengantar


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Kimia yang berjudul Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit”
Adapun “Laporan Kimia yang berjudul Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
            Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmiah biologi ini.










                                                                                                            Lhokseumawe,7 Maret 2015

                                                                                                                                   
                                                                                                                        Penulis
BAB I
PENDAHULUAN


1.1.         Latar Belakang

Cairan dan elektrolit sangat penting  untuk mempertahankan keseimbangan atau homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis  tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen-komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan negative (anion).
Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi neuromuscular dan keseimbangan asam-basa. Pada fungsi neuromuscular, elektrolit memegang peranan penting terkait dengan transmisi impuls saraf.
Apa yang kita lakukan untuk membedakan larutan elektrolit dengan larutan non elektrolit ? Pernahkah kita menguji daya hantar listrik suatu larutan ? Daya hantar listrik tersebut dapat dilihat dari menyala atau tidaknya lampu yang digunakan pada alat uji. Jika pada pengujian tersebut ternyata lampunya menyala, hal itu menunjukkan larutan tersebut bersifat elektrolit. Salah satu larutan yang bersifat elektrolit yang kita sudah faham pada umumnya adalah garam dapur (NaCl). Bagaimana jika pada saat percobaan lampunya tidak menyala ? larutan NaCl dapat terurai menjadi Na+ dan Cl-. Perubahan Na menjadi ion Na+ mengalami oksidasi karena melepaskan satu electron, sedangkan ion Cl menjadi Cl- mengalami reduksi karena melepaskan satu electron.
Pada materi kali ini akan diuraikan lebih lanjut tentang larutan elektrolit dan larutan non elektrolit serta pembahasan mengenai sifat–sifatcontoh dan penerapannya, agar kita dapat memahami bagaimana sifat larutan elektrolit dan sifat larutan non elektrolit serta memahami konsep dari larutan elektrolit dan sifat larutan non elektrolit.

1.2.         Rumusan masalah

Zat yang dapat larut dalam pelarut air dibedakan menjadi elektrolit dan non elektrolit. Dalam laporan percobaan kali ini kita akan membahas larutan apa saja yang termasuk larutan elektrolit dan non-elektrolit.

1.3.         Tujuan

Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengetahui apakah sebuah larutan merupakan larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah atau larutan non elektrolit.

1.5. Peneletian
Alat dan bahan yang diperlukan antara lain:
1.      Gelas kimia 100 mL (2 buah)
2.      Bohlam 5 W (2 buah)
3.      Baterai besar (3 buah)
4.      Kabel merah putih (1 buah)
5.      Air gula (C12H22O11) (50 mL)
6.      Air garam (NaCl) (50 mL)
7.      Larutan HCl (50 mL)
Cara Kerja:
1.      Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Susunlah alat penguji elektrolit
3.      Masukkan 50 mL air  ke dalam gelas kimia dan ujilah daya hantarnya. Catatlah jika lampu menyala atau timbul gelembung pada elektrode karbon.
4.      Bersihkan elektrode karbon dengan akuades dan keringkan dengan tissue.
5.      Ulangi cara kerja ke 3 dan 4 dengan larutan lain yang terse-dia

1.6.Data Pengamatan

Jenis Air
Lampu
Bergelembung

Ya
Tidak
Ya
Tidak
1.      Air Laut
ü   

ü   


2.      Air Kapur

ü   

ü   

3.      Air Garam

ü   
ü   


4.      Air Gula

ü   
ü   


5.      Air Hcl
ü   

ü   




1.7.Landasan Teori
           Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan ini dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Larutan elektrolit adalah Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit pada tahun 1884. Menurut Arrhenius, ‘‘larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral’’ Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Larutan ini dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar)
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion. Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. Contohnya: NaCl
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi = 0 < α < 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit mengandung ion. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Contohnya: air biasa, dan NH3
Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik. (derajat ionisasi = 0)
Contohnya: Larutan urea, dan glukosa
1.8.Membedakan Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit
           Larutan elektolit dan non elektrolit dapat dibedakan dengan jelas dari sifatnya yaitu penghantaran Listrik.

1.9.Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik.
Hal ini untuk pertama kalinya diterangkan oleh Svante August Arrhenius(1859-1927), seorang ilmuwan dari Swedia. Arrhenius menemukan bahwa zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi partikel-partikel berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Karena secara total larutan tidak bermuatan, maka jumlah muatan positif dalam larutan harus sama dengan muatan negatif.
Atom atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai ion. Ion yang bemuatan positif disebut kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut anion. Pembuktian sifat larutan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Zat-zat yang tergolong elektrolit yaitu asam, basa, dan garam.
Contoh larutan elektrolit kuat:
·         Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 .
·         Basa  kuat,  yaitu  basa-basa  golongan  alkali  dan  alkali  tanah, antara lain : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 .
·         Garam-garam  yang  mempunyai  kelarutan  tinggi,  antara  lain : NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3 .
Contoh larutan elektrolit lemah :
·         Asam  lemah,  antara  lain:  CH3COOH,  HCN,  H2CO3,  H2S .
·         Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 .
·         Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, PbI2 CaCrO4, .

1.10.        Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
             Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak dilarutkan ke dalam air tidak terurai menjadi ion ( tidak terionisasi ). Dalam larutan, mereka tetap berupa molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Pembuktian sifat larutan non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen.
Contoh larutan non elektrolit : Larutan Gula (C12H22O11), Etanol (C2H5OH), Urea (CO(NH)2), Glukosa (C6H12O6), dan lain-lain
1.11.        Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus Listrik
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik.
“Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantarkan arus listrik melalui larutan”.

                Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan.Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen.

Membiasakan Akhlak Mulia Dalam Kehidupan Sehari-hari Dan Mengimplementasikan Iman Kepada Malaikat Allah












Disusun Oleh :Ichlasul Ilfani
Kelas : X MIA 2
GuruPembimbing : Dra.Arnita





Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Lhokseumawe
Tahun Ajaran
2014/2015

KATA PENGANTAR

           
Segala Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmad dan Nikmat-Nya Kepada saya sehingga dapat menyelesaikan penulis tugas makalah yang berjudul “ MEMBIASAKAN AKHLAK MULIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI” .Tugas ini kami susun sebagai bentuk implementasi terhadap apa yang telah saya dapat selama mendapatkan materi ini.
Saya menyadari bahwa tugas ini masih ada kekuarangan, baik dalam Penulisan, tata bahasa maupun isinya, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran.Semoga tugas ini bermanfaat bagi Siswa/I SMA N 1 LHOKSEUMAWE Khususnya bagi Pembaca pada umunya.






























                                                                       
Aceh utara, 23 Februari 2015



Penulis

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3

BAB IPENDAHULUAN....................................................................................................... 4
A.     Latar Belakang.......................................................................................................... 4
B.     Rumusan Masalah.................................................................................................... 4
C.     Tujuan...................................................................................................................... 4

BAB II  PEMBAHASAN...................................................................................................... 5
A.     Akhlak-akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari................................................ 5

a)      Sabar.................................................................................................................. 5
b)      Wara’.................................................................................................................. 9
c)      Qana’ah............................................................................................................ 10
d)      Toleransi........................................................................................................... 11
e)      Tawadhu........................................................................................................... 12
f)       Rajin................................................................................................................. 13
g)      Hemat............................................................................................................... 13
h)      Dermawan........................................................................................................ 14
i)        Jujur................................................................................................................. 14

B.     Akhlak-akhlak Terpuji menurut syaikh Abdurrahman Sidiq al Banjari................... 16

a)      Tafakur dan Taubah......................................................................................... 16
b)      Al – Zauh........................................................................................................ 16
c)      Tawakal........................................................................................................... 17
d)      Sabar................................................................................................................ 17
e)      Ikhlas dan Menjauhi Riya................................................................................ 17
f)       Tawadhu dan Menjauhi Takabur...................................................................... 17
g)      Syukur dan Ridha............................................................................................. 18
h)      Shidiq............................................................................................................... 18
i)        Mahabbah......................................................................................................... 18
j)        Zikir al –maut................................................................................................... 18

C.     Akhlak kepada Pencipta......................................................................................... 18

D.     Mengimplementasi Iman Kepada Malaikat ............................................................ 19

BAB III  PENUTUP............................................................................................................ 21
A.     Kesimpulan................................................................................................... 21
B.     Saran............................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 22

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya Timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dan tidak memerlukan pertimbangan akal pikiran lebih dahulu. Akhlak terpuji umuya disama artikan dengan akhlakul karimah. Dimana setiap kesempatan dan situsional orang berbicara tentang akhlak terpeju. Memang ini menarik untuk dibicarakan, akan tetapi sulit untuk dipraktekan. Banyak hal yang dapat di lakukan untuk mewujudkan akhlak atau perilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari. Selain akhlak terpuji yang perlu kita tanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain akhlak terpuji yang perlu kita tanamkan dalan diri kita adalah akhlak kepada pencipta, dimana itu berhubungan langsung dengan ketaatan dan ketaqwaan kepada Pencipta yaitu Allah SWT.

Karena semakin majunya zaman banyak generasi muda yang jauh dari ilmu agama, dan sering menyimpang dari akhlak terpuji, perihak, negara kita perlu adanya generasi muda yang beradaban tinggi dan berakhlak terpuji agar menjadi negara yang maju, makmur, dan berbudi pekerti luhur, selain itu ternyata menerapkan perilaku terpuji juga baik untuk kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun rohani, oleh sebab itu, saya mengangkat tema akhlak terpuji dan akhlak kepada Pencipta dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa sajakah yang termasuk akhlak-akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari?
2.      Apa sajakah akhlak-akhlak terpuji menurut syeikh Abdurrahman siddiq al bajari ?
3.      Apakah pengertian akhlak kepada pencipta ?
4.      Bagaimana cara Mengimplementasi Iman Kepada Malaikat

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui dan memahami akhlak-akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Untuk mengetahui dan memahami akhlak-akhlak terpuji menurut pendapat Syeih Abdurrahman Shiddiq al banjari
3.      Untuk mengetahui dan memahami pengertian akhlak kepada pencipta.
4.      Untuk mengetahui cara mengimplementasi Iman Kepada Malaikat


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Akhlak- Akhlak Terpuji dalam kehidupan sehari- hari

a)      Sabar

Pengertian Sabar

Sabar artinya tahan uji dan siap menanggung segala derita didalam menjalankan dimul islam. Seseorang juga dapat dikatakan sabar kecuali sesudah diuji dengan berbagai macam ujian. Sabar juga dapat diartikan. Tabah dan sanggup, menderita dalam menghadapi cobaan atau sesuatu yang disenangi dengan sikap rida, dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah s.w.t. orang yang tabah tidak pernah mengeluh dan tanpa ada rasa putus asa, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah.

Nabi Muhammad saw dalam menyiarkan agama islam selalu mengalami cobaan dan rintangan yang banyak sekali,. Beliau dicaci maki, bahkan mendapat perlakuan kasar dengan dilempari batu dan kotoran binatang ketika sedang mengerjakan sholat. Namun demikian beliau tetap sabar dan dengan lapang dada serta hati yang bersih tetap menjalankan tugasnya mengajak umat untuk masuk agama islam

Adakalanya orang tidak sabar ketika diuji dengan kekayaan, dia merasa seluruh kekeyaan itu berasal dari hasil kerja kerasnya siang malam tanpa kenal lelah. Dia melupakan Allah sebagai pemberi Rezeki, dia menjadi sombong dan takabur dengan kekayaanya.
Sebagai firman Allah dalam surat AL- Fajr Ayat 15 :

فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ

Artinya :Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".
(QS: Al-Fajr Ayat: 15)


Adapula manusia yang ketika diuji dengan kemiskinan dia tidak sabar.Dia merasa dihinakan oleh Allah.Dia berputus asa dari rahmad Allah, sembari melontarkan kata-kata makian kepada-nya.Sebagai firman Allah dalam surat AL- Fajr ayat 16 :
وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ
Artinya : Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku".
(QS: Al-Fajr Ayat: 16)


Baik orang yang gagal ketika diuji dengan kekayaan maupun orang yang gagal tatkala diuji dengan kemiskinan tidak termauk golongan orang-orang yang sabar. Orang yang sabar adalah orang yang tetap menjalankan perintah Allah dan menjahui laranganya diwaktu kaya maupun diwaktu miskin, diwaktu senang maupundiwaktu susah, diwaktu longgar maupun diwaktu sempit. Mereka inilah yang disebut sebagai orang-orang yang bertaqwa dan akan mendapatkan ampunan dan surga dari Allah.
Macam- macam sabar :

        i.            Sabar dalam menjauhi maksiat
Seorang muslim harus bersabar untuk menjauhi maksiat. Walaupun keindahan maksiat menggodanya namun dia haruslah tabah dan teguh meninggalkanya.
Rasullulah saw bersabda sebagai berikut :
“ Surga dikelilingi kebencian-kebencian hawa nafsu, sedangkan neraka dikellingi oleh kesenagan-kesenangan hawa nafsu ” (HR. Muslim )

      ii.            Sabar dalam menjalani ketaatan
Sabar disini merupakan sikap menahan diri dari berbagai kesulitan dan rasa berat dalam melaksanakan ketaatan.Kesabaran dalam hal ini maknanya adalah senantiasa mentaati Allah dalam keadaan bagaimanapun juga, sabar dalam taat ini juga mencakup kesabaran didalam beribadah, berzikir, beramal sholeh dan lainya.

    iii.            Sabar dalam menghadapi musibah
Seorang muslim adalah orang yang bersabar manakala ditimpa musibah, Rasullullah saw. Menegaskan bahwa sabar harus di lakukan pada saat-saat permulaan datangnya musibah. Apabila di kali pertama itu dia mengeluh, meratap atau menghujat orang lain, maka dia dianggap tidak bersabar.

Sabar dapat diwujudkan dalam :

·         Sabar dalam menuntut Ilmu
Syaikh Nu’man mengatakan, ” Betapa banyak gangguan yang harus dihadapi oleh seseorang yang berusaha menuntut ilmu. Maka dia harus bersabar untuk menahan rasa lapar, kekuarangan harta, jauh dari keluarga dan tanah airnya. Sehingga dia harus bersabar dalam upaya menimba ilmu dengan cara menghidari pengajian-pengajian, mencatat dan memperhatikan penjelasan serta mengulang-ulang pelajaran dan lain sebagainya.
Semoga Allah merahmati Yahya bin Abi Katsir yang pernah mengatakan, ” Ilmu itu tidak akan didapatkan dengan banyak mengistirahatkan badan .”, sebagaimana tercantum dalam shahih Imam muslim. Terkadang seseorang harus menerima gangguan dari orang-orang yang terdekat darinya, apalagi orang lain yang hubunganya jauh darinya, hanya karena kegiatanya menuntut ilmu. Tidak ada yang bisa bertahan kecuali orang-orang yang mendapatkan anugrah kegiatan dari allah. ” ( Taisirul wushul, hal.12-13 )


·         Sabar dalam Mengamalkan Ilmu
Syaikh Nu’man mengatakan, ” Dan orang yang ingin beramal dengan ilmunya juga harus bersabar menghadapi gangguan yang ada di hadapanya. Apabila dia melaksanakanya ibadah kepada Allah menuruti syari’at yang diajarkan Rasulullah niscaya akan ada ahlul bida” wal ahwaa” yang menghalagi di hadapanya, demikian pula orang-orang bodoh yang tidak kenal agama kecuali ajaran warisan nenek moyang mereka.

Sehingga gangguan berupa ucapan harus diterimanya, dan kadang berbentuk gangguan fisik, bahkan terkadang dengan kedu-duanya. Dan kita sekarang ini berada di zaman di mana orang yang berpegang teguh dengan agamanya seperti orang yang sedang menggenggam bara api, maka cukuplah Allah sebagai penolong bagi kita, Dialah sebaik-baik penolong ” ( Taisiril wushul, hal.13 )
·        Sabar dalam Berdakwah.

Syaikh Nu’man mengatakan, ” Begitu pula orang yang berdakwah mengajak kepada agama Allah harus bersabar menghadapi gangguan yang timbul karena sebab dakwahnya,karena disaat itu dia tengah menempati posisi sebagaimana para Rosul. Waraqah bin Naufal mengatakan kepada Nabi kita shallallahu ”alaihi wa sallam, ” Tidaklah ada seorangpun yang datang dengan membawa ajaran sebagaimana yang kamu bawa melainkan pasti akan disakiti orang .”

Sehingga jika dia mengajak kepada tauhid didapatinya para da’i pengajak kesyirikan tegak di hadapanya, begitu pula para pengikut dan orang-orang yang menyenangkan perut mereka dengan cara itu. Sedangkan apabila dia mengajak kepada ajaran As sunnah maka akan ditemuinya para pembela bi’ah dan hawa nafsu. Begitu pula jika dia memerangi kemaksiatan dan berbagai kemungkaran niscaya akan diteminya para pemuja syahwat, kefasikan dan dosa besar serta orang-orang yang turut bergabung dengan kelompok mereka.

Mereka semua akan berusa mnghalang-halangi dakwahnya karena dia telah menghalagi mereka dari kesyirikan, bid’ah dan kemaksiatan yang selama ini mereka tekuni.” (Taisirul wushul, hal.13-14 )s
·        Sabar dalam kemenangan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin rahimahullah berkata, "Allah ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya, "Dan sungguh telah didustakan para Rasul sebelummu, maka mereka pun bersabar menghadapi pendustaan terhadap mereka dan mereka juga disakiti sampai tibalah pertolongan Kami." (QS. Al An'aam [6]: 34).

Semakin besar gangguan yang diterima niscaya semakin dekat pula datangnya kemenangan.Dan bukanlah pertolongan/kemenangan itu terbatas hanya pada saat seseorang (da'i) masih hidup saja sehingga dia bisa menyaksikan buah dakwahnya terwujud. Akan tetapi yang dimaksud pertolongan itu terkadang muncul di saat sesudahkematiannya. Yaitu ketika Allah menundukkan hati-hati umat manusia sehingga menerima dakwahnya serta berpegang teguh dengannya. Sesungguhnya hal itu termasuk pertolongan yang didapatkan oleh da'i mi meskipun dia sudah mati.
Maka wajib bagi para da'i untuk bersabar dalam melancarkan dakwahnya dan tetap konsisten dalam menjalankannya. Hendaknya dia bersabar dalam menjalani agama Allah yang sedang didakwahkannya dan juga hendaknya dia bersabar dalam menghadapi rintangan dan gangguan yang menghalangi dakwahnya. Lihatlah para Rasul shalawatullaahi wa salaamuhu 'alaihim. Mereka juga disakiti dengan ucapan dan perbuatan sekaligus.

Allah ta'ala berfirman yang artinya, "Demikianlah, tidaklah ada seorang Rasul pun yang datang sebelum mereka melainkan mereka (kaumnya) mengatakan, 'Dia adalah tukang sihir atau orang gila'." (QS. Adz Dzariyaat [51]: 52). Begitu juga Allah 'azza wa jalla berfirman, "Dan demikianlah Kami menjadikan bagi setiap Nabi ada musuh yang berasal dari kalangan orang-orang pendosa." (QS. Al Furqaan [25]: 31). Namun, hendaknya para da'i tabah dan bersabar dalam menghadapi itu semua..." (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal- 24)
·         Sabar di atas Islam
Ingatlah bagaimana kisah Bilal bin Rabah radhiyallahu 4anhu yang tetap berpegang teguh dengan Islam meskipun harus merasakan siksaan ditindih batu besar oleh majikannya di atas padang pasir yang panas (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 122). Ingatlah bagaimana siksaan tidak berperikemanusiaan yang dialami oleh Ammar bin Yasir dan keluarganya. Ibunya Sumayyah disiksa dengan cara yang sangat keji sehingga mati sebagai muslimah pertama yang syahid di jalan Allah. (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 122-123)

Lihatlah keteguhan Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu yang dipaksa oleh ibunya untuk meninggalkan Islam sampai-sampai ibunya bersumpah mogok makan dan minum bahkan tidak mau mengajaknya bicara sampai mati. Namun dengan tegas Sa'ad bin Abi Waqqash mengatakan, "Wahai lbu, demi Allah, andaikata ibu memiliki seratus nyawa kemudian satu persatu keluar, sedetikpun ananda tidak akan meninggalkan agama ini..." (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 133) Inilah akidah, inilah kekuatan iman, yang sanggup bertahan dan kokoh menjulang walaupun diterpa oleh berbagai badai dan topan kehidupan.

Saudaraku, ketahuilah sesungguhnya cobaan yang menimpa kita pada hari ini, baik yang berupa kehilangan harta, kehilangan jiwa dari saudara yang tercinta, kehilangan tempat tinggal atau kekurangan bahan makanan, itu semua jauh lebih ringan daripada cobaan yang dialami oleh salafush shalih dan para ulama pembela dakwah tauhid di masa silam.

Mereka disakiti, diperangi, didustakan, dituduh yang bukan-bukan, bahkan ada juga yang dikucilkan. Ada yang tertimpa kemiskinan harta, bahkan ada juga yang sampai meninggal di dalam penjara, namun sama sekali itu semua tidaklah menggoyahkan pilar keimanan mereka.
Ingatlah firman Allah ta'ala yang artinya, "Dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan sebagai seorang muslim." (QS. Ali 'Imran [3] : 102).

Ingatlah juga janji Allah yang artinya, "Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya akan Allah berikan jalan keluar dan Allah akan berikan rezeki kepadanya dari jalan yang tidak disangka-sangka." (QS. Ath Thalaq [65] :23).

Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya datangnya kemenangan itu bersama dengan kesabaran. Bersama kesempitan pasti akan ada jalan keluar. Bersama kesusahan pasti akan adakemudahan." (HR. Abdu bin Humaid di dalam Musnadnya [636] (Lihat Durrah Salafiyah, hai. 148) dan Al Haakim dalam Mustadrak 'ala Shahihain, III/624). (Syarh Arba'in Ibnu 'Utsaimin, hal. 200)

·         Sabar Menjauhi Maksiat
Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, "Bersabar menahan diri dari kemaksiatan kepada Allah, sehingga dia berusaha menjauhi kemaksiatan, karena bahaya dunia, alam kubur dan akhirat siap menimpanya apabila dia melakukannya. Dan tidaklah umat-umat terdahulu binasa kecuali karena disebabkan kemaksiatan mereka, sebagaimana hal itu dikabarkan oleh Allah "azza wa jalla di dalam muhkam al-Qur'an.

Di antara mereka ada yang ditenggelamkan oleh Allah ke dalam lautan, ada pula yang binasa karena disambar petir, ada pula yang dimusnahkan dengan suara yang mengguntur, dan ada juga di antara mereka yang dibenamkan oleh Allah ke dalam perut bumi, dan ada juga di antara mereka yang di rubah bentuk fisiknya (dikutuk)."
Pentahqiq kitab tersebut memberikan catatan, "Syaikh memberikan isyarat terhadap sebuah ayat, "Maka masing-masing (mereka itu) kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (QS. Al 'Ankabuut [29] : 40).

"Bukankah itu semua terjadi hanya karena satu sebab saja yaitu maksiat kepada Allah tabaaraka wa ta'ala. Karena hak Allah adalah untuk ditaati tidak boleh didurhakai, maka kemaksiatan kepada Allah merupakan kejahatan yang sangat mungkar yang akan menimbulkan kemurkaan, kemarahan serta mengakibatkan turunnya siksa-Nya yang sangat pedih. Jadi, salah satu macam kesabaran adalah bersabar untuk menahan diri dari perbuatan maksiat kepada Allah. Janganlah mendekatinya.

Dan apabila seseorang sudah terlanjur terjatuh di dalamnya hendaklah dia segera bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya, meminta ampunan dan menyesalinya di hadapan Allah. Dan hendaknya dia mengikuti kejelekan-kejelekannya dengan berbuatkebaikan-kebaikan. Sebagaimana difirmankan Allah 'azza wa jalla, "Sesungguhnya kebaikan-kebaikan akan menghapuskan kejelekan-kejelekan." (QS. Huud [11] : 114). Dan juga sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapuskannya." (HR. Ahmad, dll, dihasankan Al Albani dalam Misykatul Mashaabih 5043)..." (Thariqul wushul, hal. 15-17)
·         Sabar Menerima Takdir
Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, "Macam ketiga dari macam-macam kesabaran adaiah Bersabar dalam menghadapi takdir dan keputusan Allah serta hukum-Nya yang terjadi pada hamba-hamba-Nya. Karena tidak ada satu gerakan pun di alam raya ini, begitu pula tidak ada suatu kejadian atau urusan melainkan Allah lah yang mentakdirkannya. Maka bersabar itu harus. Bersabar menghadapi berbagai musibah yang menimpa diri, baik yang terkait dengan nyawa, anak, harta dan lain sebagainya yang merupakan takdir yang berjalan menurut ketentuan Allah di alam semesta..." (Thariqulwushul,hal. 15-17)


b)      Wara’

Pengertian Wara’

Wara’adalah meninggalkan sesuatu yang meragukan atau meninggalkan segala subhat. Wara’adalah permulaan zuhud, seperti halnya merasa cukup dengan pemberian allah adalah permulaan rida. Wara’adalah patuh, taat kepada alloh, serta menjauhkan diri dari dosa maksiat dan subhat. Orang yang bersikap wara’adalah seseorang yang tidak mau memakan makanan yang belum diketahui secarapasti cara pembuatan dan bahan bakunya, padahal makanan itu disajikan kepadanya pada saat dia lapar dan tidak sedang berpuasa.

Orang yang bersikap wara’adalah seorang yang meninggalkan apa saja yang tidak bermanfaat bagi dirinya, walaupun menyenangkan secara jasmani dan sesuai dengan kehendak nafsunya. Nabi saw telah bersabda yang artinya sebagai berikut : ” Termasuk kebaikan islam seseorang dalam sikapnya yang meninggalkan apa yang tidak berguna baginya ”.

Ciri-ciri seorang wira’i

Dalam kitab minhajul ibad, Imam ghazali mengatakan bahwa wara’ itu pokok dari ibadah dan pokok dari wara’adalah teliti dalam segala hal.orang yang berhati-hati dalam melakukan hukum, menghindari barang subhat, takut mendekati haram dapat disebut wira’i. Adapun ciri-ciri seseorang wira’i antara lain adalah sebagai berikut :

§         Tidak mudah berburuk sangka
§         Memelihara lisan tidak sampai menggunjing
§         Tidak meremehkan orang lain
§         Memelihara dari sesuatu yang mendekati haram
§         Berbicara dengan benar
§         Mengingat nikmat allah supaya tidak sombong
§         Menggunakan harta dalam kebenaran
§         Dalam kedudukan tidak ambisi
§         Menjaga waktu shalat
§         Tetap teguh menjaga sunnah rasul


c)      Qana’ah

Pengertian Qana’ah

Qana’ah secara bahasa berarti cukup. Secara istilah Qana’ah artinya rela menerima segala ketetapan Allah swt dan merasa cukup dengan apa yang telah di perolehnya. Sifat Qana’ah merupakan salah satu sifat apa yang telah diperolehnya. Sifat Qana’ah merupakan salah satu sifat yang terpuji. Seseorang yang bersifat Qana’ah selalu ikhlas menerima hasil usahanya karena yakin bahwa apa yang diperolehnya merupakan kehendak Allah semata. Ia senantiasa dan bersyukur sekalipun hasil usahanya kurang memuaskan.
Orang yang memiliki sifat Qana’ah akan selalu merasa tentram dan merasa cukup dengan apa yang dimilikinya. Dia meyakini bahwa pada hakikatnya kekayaan atau kemiskinan tidak diukkur dengan banyak atau sedikitnya harta, akan tetapi terletak pada klepangan hatinya dalam menerima dan mensyukuri segala anugrah yang di berikan oleh Rasulullah saw. Bersabda yang artinya sebagai berikut, “ kekayaan itu bukanlah diasarkan atas banyaknya harta benda, akan tetapi Qana’ah meliputi lima perkara, yaitu sebagai berikut :
§         Menerima dengan rela apa yang ada
§         Memohon kepada Allah tambahan rizki yang layak dan diiringi dengan ihtiar
§         Menerima dengan sabar semua ketentuan Allah
§         Bertawakal kepada Allah swt
§         Tidak tertarik dengan semua tipu muslihat duniawi

Fungsi Qana’ah

Sifat Qana’ah memiliki peranan yang sangat penting bagi pembentukan kepribadian seseorang, dan diantaranya sebagai berikut :
·         Stabilisator, yaitu sebagai pengendali dari sifat serakah, tamak, dan rakus. Sifat-sifat itu akan mendorong seorang menghalalkan segala cara demi pemenuhan hasrat duniawi, misalnya korupsi, dan merampok. Orang-orang yang bersifat Qana’ah akan terlepas dari sifat-sifat tersebut.sebaliknya akan merasa kaya, berkecukupan, tenang, tentram, lapang dada, dan sabar.

·         Dinamisator, yaitu kebutuhan batin yang mendorong seseorang untuk memperoleh kemajuan-kemajuan hidupnya, baik untuk kepentingan dunia maupun akhirat.

·         Reflektor, yaitu pencerminan akan kedekatan diri kepada Allah swt dengan perasaan takut dan penuh harap, perasaan cinta yang mendalam kepada Allah dan Rasulnya. Cintanya kepada Allah dan Rasul-nya melebihi cintanya kepada orang lain.

d)      Toleransi

Pengertian Toleransi

Toleransi adalah sikap membiarkan pendirian orang lain yang berbeda akan bertentangan dengan pendirian diri sendiri. Dalam hal ini, toleransi diartikan memberi kesempatan orang lain untuk melaksanakan ajaran agamanya tanpa paksaan sedikitpun.

Di dalam menjalin hubungan baik antar pemeluk agama, kta dilarang memaksakan orang lain untuk memasuki agama islam. Sebagai mana firman-nya dalam surat Al- Kafirun :

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Artinya : “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".
(QS: Al-Kaafiruun Ayat: 6)



Fungsi Toleransi

Toleransi antar umat islam maupun antar umat beragama dapat berfungsi sebagai berikut :

1.      Toleransi antar umat islam akan memperkuat ukhuwah islamiyah sehingga hubungan persaudaraan semakin erat, bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan satu sama lain.
2.      Toleransi antar umat islam memudahkan kita dalam memecahkan persoalan umat islam sehingga mengurangi beban mental yang di hadapi umat islam
3.      Toleransi antar umat beragama memudahkan kita dalam menghadapi persoalan umat secara luas sehingga mengurangi beban mental yang dihadapi masyarakat pada umumnya.
4.      Toleransi antar umat beragama dapat menghindari tindak kejahatan yang disebabkan fanatisme berlebihan dalam beragama.
5.      Toleransi antar umat beragama menumbuhkan sikap dan perilaku yang saling menghormatia antar pemeluk agama sehingga dapat mewujudkan suasana harmonis, hidup rukun, aman dan tentram.




e)      Tawadhu

Tawadhu adalah ketundukan kepada kebenaran dan menerinya dari siapapun datangnya baik ketika suka atau dalam keadaan marah.Artinya janganlah kamu memandang dirimu berada diatas semua orang, atau engkau menganggap semua orang membutuhkan dirimu.
Lawan dari sifat tawadhu adalah takabbur (sombong), sifat yang sangat dibenci Allah dan Rasul-nya. Rasulullah mendefinisikan sombong dengan sabdanya : “ Kesombongan adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain.” (sahuh HR. muslim no-91 dari hadist Abdullah bin mas’udz )

Orang rendah hati akan mendapatkan kemuliaan dari Allah swt dan juga dari manusia disekitarnya. Sebaliknya orang yang takabur, sombong akan dibenci dan dijauhi serta dikucilkan oleh orang-orang disekitarnya. Bahkan orang sombong tidak akan masuk surga, sebagaimana sabda Rasulullah saw :

“ Tidak akan masuk surge orang yang terdapat dalam hatinya sifat takabur (sombong ) walau hanya seberat atom yang sangat halus sekalipun.” ( HR. Muslim )

Tawadhu' di Hadapan Kebenaran

Menerima dan tunduk di hadapan kebenaran sebagai perwujudan tawadhu' adalah sifat terpuji yang akan mengangkat derajat seseorang bahkan mengangkat derajat suatu kaum dan akan menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
Artinya :Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
(QS: Al-Qashash Ayat: 83)

Rasulullah shallallu ‘alaihi wassalam bersabda :
"Tidak akan berkurang harta yang dishadaqahkan dan Allah tidak akan menambah bagi seorang hamba yang pemaaf melainkan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah melainkan akan Allah angkat derajatnya. " (Shahih, HR. Muslim no. 556 dari shahabat Abu Hurairahz)

Dalam pembahasan masalah akhlak, kita selalu terkait dan bersandar kepada firman Allah subhanahu wa ta'ala:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya :Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
(QS: Al-Ahzab Ayat: 21)
Macam-macam Tawadhu
Telah dibahas oleh para Ulama sifat tawadhu ibi dalam karya-karya mereka baik dalam bentuk penggabungan dengan pembahasan yang lain atau ,menyendirikan pembahasanya. Diantara mereka ada yang membagi Tawadhu menjadi dua :

1.      Tawadhu yang terpuji yaitu ke-tawadhu-an seseorang kepada Allah dan tidak mengangkat diri dihadapan hamba-hamba Allah.
2.      Tawadhu yang dibenci yaitu tawadhu-nya sseorang kepada pemilik dunia karena menginginkan dunia yang ada disinya. ( Bahjatun Nazrin,1 / 657 ).

f)       Rajin

Rajin adalah suka giat bekerja (belajar dan sebagainya ). Hanya orang-orang yang rajinlah yang dapat memperoleh bekal. Janganlah menunda-nunda kesempatan yang ada kerjakan, apa yang dapat kita kerjakan hari ini dan janganlah menunggu hari esok.

Setiap orang ingin agar hidupnya sukses dan bahagia. Seorang karyawan (pegawai) misalnya ingin karirnya naik (dapat menduduki ) suatu jabatan penting (tinggi) dikantornya. Pedagang inigin daganganya laku dan mendapatkan keuntungan yang besar.Demikian pula seorang pelajar (Mahasiswa ingin jadi anak (siswa) yang pandai dan berprestasi. Keinginan itu tentu saja tidak akan dating dengan sendirinya, tetapi harus ada usaha maksimum menuju kearah cita-cita. Salah satu usaha itu yaitu kita miliki, Rajin dapat diartikan pandai, hemat pangkal kaya. Artinya kalau kita ingin menjadi orang pandai kita harus rajin belajar (menuntut ilmu ) dan jangan lupa berdoa ). Karena pada hakikatnya keberhasilan seseorang itu adalah karena adanya perkenalan Allah swt, dan untuk mendapatkan perkenaan-nya kita harus berdoa

“ Ya allah, ajarilah akau akan segala hal yang bermanfaat semua pengetahuan yang telah aku pelajari, sungguh engkau dzat yang maha mengetahui dan maha bijaksana.”

g)      Hemat

Hemat artinya menggunakan uang atau barang atau harta sesuai dengan kebutuhan dan pendapata, juga menggunakan waktu sebaik mungkin sehingga tidak ada waktu yang disia-siakan. Kebalikan dari hemat adalah boros (menghambur-hamburkan uang tanpa perhitungan ). Orang yang hemat tidak mau menghamburkan harta dan uang untuk keperluan yang tidak penting. Sedangkan orang boros teman syaitan, sesuai firman Allah swt :

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا
Artinya :Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
(QS: Al-Israa' Ayat: 27)

Hidup tidak ditentukan oleh banyak sedikitnya harta (penghasilan ), tetapi ditentukan oleh bagaimana cara memanfaatkan dan membelajakanya. Agar kita selalu hemat, maka hendaknya selalu diusahakan langkah-langkah sebagai berikut :
·         Memperhitungkan penggunaan uang dengan secermat-cermatanya
·         Memperhitungkan antara pengeluaran uang dengan secermat-cermatnya
·         Memperhitungkan antara pengeluaran dan pendapatan
·         Mendahulukan kebutuhan lebih pokok
·         Suka menabung untuk hari  depan


Peranan Hemat dalam kehidupan

      Berlaku hemat mempunyai peranan dalam kehidupan seorang. Berhemat merupakan salah satu ciri hidup sederhana dan berencana. Hemat dan sederhana adalah dua sifat yang tidak dapat dipisahkan, karena hemat itu artinya sederhana dalam membelanjakan harta.

      Pengertian hemat berbeda dengan pelit.Hemat berarti membelanjakan harta seperlunya, dapat menyisihkan sebagian dari penghasilanya, dan dapat menyesuaikan antara pengeluaran dan penghasilan.

h)      Dermawan

Dermawan adalah suka menolong (shadaqah ) dengan iklas, kepada siapa saja yang memerlukan dengan tidak mengharapkan balasan kecuali dari Allah swt,

i)        Jujur

Jujur merupakan salah satu sikap yang terpuji (akhlakul karimah ) yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Allah swt, memerintahkan orang yang beriman untuk selalu berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu mampu membawa kepada keselamatan dan kebahagiaan.Kejujuran dapat berbentuk perkataan dan perbuatan.Jujur dalam berkata artinya tidak berdusta, dan jujur dalam perbuatan sesuatu dengan sebenarnya.

Dalam sepanjang sejarah, tidak seorang nabi dan rasul yang diangkat oleh Allah swt, itu tidak memiliki sifat jujur, sebab salah satu sifat yang harus ada dan dimiliki seorang utusan Allah, yaitu siddiq yang artinya jujur. Jujur akan membawa seseorang menjadi terpecaya atau dapat dipercaya oleh orang lain. Nabi Muhammad saw, ketika masih muda mendapat gelar Al- Amin dari kaum Quraisy tidak lain karena kejujuranya. Beliau tidak pernah berdusta, bohong, atau tidak  jujur sehingga orang lain selalu mempercayainya. Gelar terpuji yang beliau sandang tidak dating dari sahabat-sahabatnya saja, bahkan dari orang –orang kafir yang selalu memusuhi dan mengancam akan membunuhnya. Hal ini karena,Nabi Muhammad saw, senantiasa berkata benar, berlaku jujur, dan menunjukkan manusia kejalan yang lurus.

Maka jelas dan pastilah bahwa kejujuran dan menghantarkan seseorang mencapai kebahagiaan  hidup di akhirat dimasukkan neraka.Dalam kehidupan bermasyarakat, maka sikap dusta itu akan menjelma menjadi bentuk tindakan kezaliman, kekerasan, dan kejahatan .

·         Peranan kejujuran dalam kehidupan
Kejujuran mempunyai peran yang sangat penting dan mendasar dalam menciptakan kehidupan yang damai, tentram, dan sejahtera, baik pada tataran individu, keluarga, masyarakat, maupun sampai tataran kehidupan berbangsa dan bernegara sekalipun. Seseorang akan merasakan kedamaian, ketentraman, dan kesejahteraan dalam hidupnya apabila para pejabat selalu menunjukkan sikap jujur dalam memimpin, karena tidak akan timbul rasa saling mencurigai (prasangka buruk) di antara pengatur dan pemegang pemerintahan. Negara juga akan menjadi makmur apabila pejabat-pejabatnya berlaku jujur, karena tidak ada yang berani bertindak menyeleweng, seperti korupsi, manipulasi, kolusi, dan lain sebagainya.

Kejujuran harus selalu kita kedepankan dan terapkan dalam semua segi kehidupan karena kejujuran tidak hanya membuat kita bahagia di akhirat kelak, tetapi juga akan mendatangkan berbagai kemudahan, ketentraman, dan kegagalan hidup didunia ini.Sebab kejujuran merupakan salah satu kunci dari pembuka pintu rahmat serta berkah Allah.

j)        Pemaaf

Ajaran Islam tentang maaf-memafkan

Manusia ingin hidup rukun, aman, damai, dan sejahtera. Terapi seringkali malah terjadi perselisihan, pertengkaran, dan permusuhan antara satu orang dengan orang lain. Banyak permasalahan (persoalan ) yang menyebabkan timbulnya rasa permusuhan itu. Pada umunya timbul karena tidak ada kecocokan (klop) antara kepentingan satu orang dengan yang lainya.

Islam mengajarkan pada umat manusia agar saling memafkan kesalahan satu dengan yang lainya, karena manusia itu sesungguhnya tidak dapat luput dari salah dan dosa. Apabila kita mempunyai kesalahan kepada seseorang, segera minta maaf agar tidak berkepanjangan dan tidak menimbulkan rasa dendam dan permusuhan.

Dalam ajaran Islam, permusuhan merupakan suatu perbuatan yang di larang. Islam mengajarkan rasa persaudaraan, persahabatan, dan persatuan. Islam yang artinya selamat, sejahtera, dan damai menginginkan hidup dan kehidupan yang aman, damai, tentram, dan sejahtera baik lahir maupun batin.

Dalam prakteknya menyelesaikan perselisihan dengan cara yang baik seperti itu memang sangat sulit. Orang yang merasa dirugikan biasanya merasa tersinggung dan terinjak-injak harga dirinya sehingga menjadi mudah marah dan menaruh dendam sebaliknya orang yang berbuat kerugian terhadap orang lain adakalanya merasa enggan dan tidak mau mengakui dan menyadari kesalahan yang dikerjakan.
          
  Wahyu Allah SWT, Surat Al-A’raf ayat 199 :

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
Artinya : “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.”
(QS: Al-A'raf Ayat: 199)

Peran Maaf-memaafkan dalam Hubungan Antar Manusia

Setiap orang pasti mengginginkan hidup damai, aman, tenteram, dan sejahtera untuk mencapai hal itu seseorang harus berbuat aturan-aturan agar jika terjadi perbedaan dan perselisihan tidak mudah menimbulkan kekerasan dan tindak kejahatan misalnya dalam suatu keluarga pasti ada aturan yang wajib ditaati, bagi seluruh anggota keluarga itu.Begitu pula dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa sangat diperlukan sekali peraturan-peraturan yang mampu menciptakan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera.

Adapun contoh yang telah diajarkan Nabi Muhammad saw, tentang tata cara meminta maf, atas kesalahan yang kita kerjakan diantaranya sebagai berikut
·         Datang sendiri menemui orang yang kita sakiti hatinya.
·         Meminta maaf atas kesalahan yang di lakukan dengan cara sopan
·         Lewat perantara orang lain, baik secara lisan maupun surat
·         Berjanji untuk tidak mengulangi lagi.     
Adapun hikmah dari  memaafkan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat, diantaranya berikut ini :
·         Menghilangkan atau menghapus penyait hati, seperti rasa dendam, iri, hasud, su’dzan, marah, dengki, fitnah dan lain sebagainya.
·         Mampu menyadarkan bahwa manusia itu tidak dapat lepas dan melepaskan diri dan salah serta dosa.
·         Suatu pelajaran bagi diri sendiri untuk tidak mengikuti dan melakukan perbuatan salah dan dosa seperti yang di lakukan oleh orang lain.
·         Merupakan latihan bagi diri kita untuk menahan hawa nafsu dari perbuatan salah dan dosa seperti di lakukan oleh orang lain.
·         Merupakan latihan bagi diri kita untuk menahan hawa nafsu dari perbuatan yang tidak terpuji seperti suka marah.


B.     AKHLAK-AKHLAK TERPUJI MENURUT SYAIKH ABDURRAHMAN SHIDDIQ AL-BANJARI

a)      Tafakkur dan Taubah

Tafakkur adalah berpikir yang mengandung pengakuan dan penyesaJan terhadap kesalahan-kesalahan serta bertaubat dari segala dosa. Cara bertafakur menurut dia, adalah dengan membaca Dua Kalimah Syahadah secara perlahan-lahan dan menghayatimaknanya. Selanjutnya melakukan tiga perkara dalam tafakku yaitu:
' Ibrah, yaitu mencari-cari kesalahan diri sendiri, menyesalinya, dan berjanji tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan itu lagi. Khawf, yaitu takut akan murka Allah dan siksa-Nya serta takut tidak diterimaamalnya.
 Raja', yaitu berharap akan rahmat dan ampunan Allah serta berharap akan  diterima segala amalannya.

b)      Al-Zuhd

Kehidupan yang kekal adalah kehidupan di akhirat, sedangkan kehidupan di dunia harus dijadikan bekal ke akhirat. Selanjutnya dia peringatkan agar hidup jangan tertipu dan terpedaya dengan dunia.

c)      Tawakkal

Tawakal adalah menyerahkan diri. Dalam lirik syairnya "menyerahkan diri jangan menyesal" dapat diartikan rela terhadap apa yang dikehendaki Allah SWT. Penjelasannya ini sejalan dengan pendapat Bisyr Al-Hafi yang dikutip Al-Qusyairi mengatakan "Saya bertawakal kepada Allah SWT., sedang orang Iain berbohong kepada-Nya. Seandainya diabertawakal kepada Allah SWT., maka pasti dia rela terhadap apa yang dikerjakan (dikehendaki) oleh Allah SWT".

d)      Shabar

Manusia perlu senantiasa bersabar, baik bersabar dalam menggunakan nikmat, bersabar melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, maupun bersabar dalam menerima cobaan atau hal-hal yang tidak diingini. Abdurrahman Shiddiq menganjurkan agar senantiasa dapat bersabar dan menahan marah, sebab sifat sabar mendatangkan banyak mamfaat Selanjutnya dijelaskannya, bahwa orang yang tidak mempunyai sifat sabar akan mudah dihinggapi sifat marah. Menurut dia, ada beberapa kerugian sebagai akibat dari sifat marah. Pertama, hilang akal dan keseimbangan jiwa, sehingga akan salah dalam mengambil sikap dan tindakan. Kedua, hilangnya atau berkurangnya iman seseorang. Ketiga, kehilangan sahabat.

e)      Ikhlash dan menjauhi riya

Ikhlash adalah bersih amal kepada Allah, dan sifat ini merupakan syarat untuk mendapatkan pahala amal ibadah. Dia membagi ikhlash dalam dua macam, yaitu ikhlash al-abrar dan ikhlash al-muqarrabin.Ikhlash al-abrar adalah seseorang beramal karena semata-mata menjunjung perintah Allah SWT.tanpa mengharapkan apapun selain daripada Allah, termasuk tidak mengharapkan surga dan juga tidak memohon dijauhkan dari api neraka. Sedangkan ikhlash al-muqarrabin adalah seseorang beramal, tetapi tidak mengakui dan tidak merasa amalan-amalan itu sebagai usaha ikhtiarnya, bahkan dalam ma'rifatnya semuanya itu adalah semata-mata amalan Allah dan atas taufik-Nya.Ikhlash al-abrar disebut ikhlash li Allah (ikhlas karena Allah), sedangkan ikhlash al-muqarrabin disebut ikhlash bi Allah (ikhlas dengan pertolongan Allah). Ikhlash al-muqarrabin merupakan pengertian ikhlash menurut pandangan ulama tasawuf, di mana para sufi menyebutkan bahwa ikhlash adalah melepaskan diri dari pada daya dan upaya.

 Apabila keikhlasan seseorang bisa sampai pada peringkat kedua ini, maka ia akan terhindar dari pada sifat riya, 'ujub, dan sum ah Dalam kitabnya Risalah fi Aqaid al-Iman Abdurrahman Shiddiq membagi riya dalam dua macarn, yaitu riya jali (yang nyata) dan riya khafi (yang tersembunyi). Riya jali adalah seseorang beramal di hadapan orang lain, tetapi apabila ia sendirian amalan itu tidak dikerjakannya Sedangkan riya khafi ialah seseorang beramal baik di hauapan orang lainataupun tidak tetapi dia suka kalau mereka berada di hadapanyaSum'ah, ialah seseorang beramal sendirian kemudian dia menghabarkannya kepada orang lain, supaya mereka membesarkannya atau supaya dia mendapat kebajikan dari mereka.Adapun 'ujub adalah seseorang merasa heran atas kepandaian dan kehebatannya.
Misalnya, seorang 'abid merasa kagum dengan ibadahnya, atau seorang alim merasa kagum dengan ilmunya.

f)       Tawadhu'dan menjauhi takabbur.

Sifat tawadhu menunjukkan adanya keluasan akal dan pandangan, dan sebaliknya sifat takabbur menunjukkan kepicikan akal pikiran. Dia menegaskan, bahwa sifat takabur sangat dilarang oleh Allah SWT.Orang takabur dikatakannya sebagai seorang yang celaka, oleh karenanya akan dimasukkan ke dalam api neraka.


g)      Syukur dan Ridha

Abdurrahman Shiddiq menganjurkan hamba Allah agar selalu ridha terhadap qadha Allah, dan selalu bersyukur atas nikmat-Nya dan bersabar atas cobaan-Nya. Syukur ialah menggimakan nikmat yang diperoleh pada jalan yang diridai Allah SWT .Manusia harus mensyukuri pemberian Allah, ridha terhadap ketentuan-Nya, serta bersabar menanggung cobaan, untuk itu seseorang harus husn al-zhan kepada Allah. Selanjutnya ia membagi husn al-zhan kepada empat bagian. Pertama, seseorang berprasangka bahwa Allah mengasihinya. Kedua, berprasangka bahwa Allah mengetahui akan segala kesalahannya. Ketiga, berprasangka bahwa Allah mengampuni segala dosanya.Dan keempat, berprasangka bahwa segala yang tersebut itu mudah bagi Allah SWT.


h)      Shiddiq

Abdurrahman Shiddiq menekankan pentingnya shiddiq (benar) dalam berperilaku sehari-hari, selalu benar dalam segala ucapan dan perbuatan. ^.J. Mahabbah
Dalam kitabnya Asrar al-Shalat min 'Iddat Kutub al-Mu'tamadah menyebutkan; "Adapun syarat-syarat sah iman itu, di antaranya mencintai akan Allah SWT. dan mencintai Nabi." Mahabbah kepada Allah adalah orang yang senantiasa melakukan tafakkur dan zikrullah.

i)        Zikral-Maut

Setiap orang perlu menyadari dan menginsyapi akan adanya kematian. Kesadaran akan datangnya maut, merupakan pendorong bagi seseorang untuk bekerja keras untuk melakukan hal-hal yang menguntungkan dan menghindari yang merugikannya di alam akhirat.
Dalam ajarannya tentang taubah, zuhud, tawakal, shabar, ridha, shidiq, mahabbah, zikr al-maut, dan sifat-sifat terpuji lainnya. Ajaran taubah dan lain-lainnya itu disebutnya sebagai tarekat (jalan) yang menyempurnakan syariat dan ta'alluq (bergantung) pada hati sertadiimplikasikan dalam perilaku. Dengan demikian, menurut Abdurrahman Siddiq; ajaran taubah, zuhud, tawakal, shabar, ridha, shidiq, mahabbah, zikr al-maut dan sifat-sifat terpuji lainnya merupakan nilai etika atau akhlak yang akan diperjuangkan dan diwujudkan oleh seorang hamba dalam merambah kesempurnaan spritual dalam praktik ibadah.

C.     Akhlak Kepada Pencipta

Dalam hal ini akhlak kepada pencipta budi pekerti yang baik atau akhlakul karimah kepada allah.akhlakul karimah kepada alah itu dapat di generalisasikan dengan istilah taqwa kepada allah berarti dia berbuat baik kepadanya. Sebab ktiteria taqwa kepada allah itu meliputi :

·         Mematuhi perintah allah dapat diwujudkan laranganya :
1.      Taat dalam bentuk amalan dan ucapan yang telah ditentukan syarat dan rukunya misalnya : shalat, zakat, puasa haji.
2.      Taat dalam bentuk amalan dengan niat ikhlas semata mencari ridha allah swt misalnya : infak, menolong orang lain dan lain sebagainya.
3.      Taat dalam bentuk ucapan dengan niat ikhlas semata mencari ridha allah swt misalnya : membaca al-qur’an, berdzikir, membaca salawat dan lain-lain.

·         Menjauhi larangan allah, antara allah :
1.      Jangan berbuat musrik kepada allah
2.      Jangan berbuat kerusakan dimuka bumi, yaitu berbuat kejahatan.
3.      Jangan berbuat sesuatu yang bisa membuat orang lain sakit hati, seperti su’udzun, hasud, mengolok-olok, memanggil dengan gelar yang jelek dan lain sebagainya.

Sebagai orang yang beriman, kita juga wajib bersyukur kepada allah swt, karena jika kita bisa bersyukur, allah kan memberi hikmah kepada kita, selain itu, kita harus merasa kecil dihadapan allah, tidak butuh apapun dari kita, sebab allah itu maha kaya dan maha terpuji. Karena itu, kalau kita bisa bersyukur kepada allah, janganlah sekali-kali merasa berjasa kepada-nya. Oleh sebab itu setiap orang tua wajib mendidik putra-putrinya tentang ketauhidan, yaitu mengesahkan allah dan tidak mempersekutukan sesuatun dengan-nya.

Secara garis besar akhlak kepada pencipta ini dapat dilakukan dengan mencintai-nya, mensyukuri nikmat-nya, takut akan adzab-nya, malu kepadanya untuk berbuat maksiat, selalu bertaubat, bertawakal, dan senantiasa berharap untuk mendapatkan rahmat-nya.


D.     Mengimplementasi Iman Kepada Malaikat

Tanda-tanda Beriman kepada Malaikat

Tanda-tanda beriman kepada Malaikat dapat dilihat dari beberapa aspek seperti sikap dan perilaku sehari-hari, diantaranya seperti :
·         Meyakini dengan sepenuh hati bahwa malaikat merupakan salah satu makhluk gaib yang lebih dahulu diciptakan oleh Allah daripada manusia.

·         Meyakini di dalam hati bahwa malaikat merupakan makhluk yang memiliki sifat seperti hidup pada alam gaib, maksum, tidak berjenis kelamin, tidak makan dan minum dan selalu senantiasa bertasbih kepada Allah SWT.

·         Meyakini bahwa Allah telah memberikan tugas yang berbeda untuk setiap malaikat.

·         Meyakini bahwa segala amal perbuatan yang kita lakukan sehari-hari tidak akan lepas dari pengawasan Allah, maka hendaknya kita harus selalu berhati-hati dalam bertindak atau melakukan sesuatu.

·         Melakukan perbuatan yang dapat mencerminkan beriman kepada malaikat yakni dengan melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

Hikmah Beriman kepada Malaikat
·         Semakin meyakini tentang kebesaran Allah SWT.
·         Bersyukur kepada Allah SWT, karena telah menciptakan malaikat untuk membantu segala kehidupan dan kepentingan manusia.
·         Menumbuhkembangkan sikap cinta kepada amal soleh.
·         Merasa takut ketika melakukan perbuatan maksiat karena meyakini segala perbuatan tersebut tidak akan terlepas dari pengawasan Malaikat Atid.
·         Cinta kepada Malaikat karena kedekatan ibadahnya kepada Allah, dan karena mereka selalu membantu dan selalu mendoakan kita.
·         Selalu melakukan perbuatan yang baik.
·         Bertaqwa dan beriman kepada Allah SWT serta berlomba-lomba dalam kebaikan.
·         Meningkatkan keimanan untuk mengikuti sifat dan perbuatan Malaikat.
·         Selalu berfikir dan berhati-hati setiap melakukan suatu perbuatan, karena perbuatan yang baik maupun yang buruk akan selalu dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

Contoh-contoh Perilaku Iman kepada Malaikat

·         Senantiasa beramal soleh dan selalu taat kepada Allah.

·         Bekerja keras dan yakin bahwa akan mendapatkan perlindungan dari Allah.

·         Memantapkan tauhid dan menjauhi tahayul.

·         Menjauhi dan mencegah dari perbuatan yang dilarang oleh Allah.

·         Jujur dan meyakini bahwa kelak akan dipertanggungjawabkan semua perbuatan yang telah dilakukan di dunia, di hadapan Allah kelak.



BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan

Bisa disimpulkan bahwa yang termasuk akhlak terpuji atau akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari secara umu yaitu sabar, wara; Qana’ah, Toleransi; Pemaaf, sedangkan menurut Syaikh Abdurrahman shidiq al Banjari yaitu Tafakur dan taubah, Al-zuhd, tawakal, sabarr, ikhlas dan menjauhi riya, tawadhu dan menjauhi takabur, syukur dan ridha, shidiq, mahabbah, zikir, al-maut.
Sedangkan wujud dari akhlak kepada pencipta dengan cara taat dan taqwa kepada-nya yaitu menjalankan perintahnya dan menjauhi laranganya dan ternyata dari hasil penelitian menunjukkan bahwa memelihara akhlak terpuji dapat memelihara kesehatan, contohnya pemaaf. Dengan menjadi seorang pemaaf, kita merasa lebih baik tidak hanya batiniyah tapi juga jasmaniyah.

Setelah kita mengenal dan mempelajari tentang kajian akhlak-akhlak terpuji, ternyata betapa indah dan bermanfaatnya berperilaku terpuji bagi kehidupan dan bagi agama islam. Hidup yang berpedoman pada agama merupakan petunjuk menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, jasmani maupun rohani.

B.     Saran

Setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca yang merasa dirinya beriman dapat lebih memahami pengertian dan manfaat akhlak terpuji dan akhlak kepada pencipta sekaligus bisa mewujudkan dalam kehidupan sehari hari.















Daftar pustaka

Al-QURAN. (n.d.). http://quran-terjemah.org/. Retrieved 02 23, 2015, from www.haryantoblog.com:

Anak Medas, O.-O. (2013, 04 23). http://sukurudin474.blog.com/. Retrieved 2 23, 2015, from http://sukurudin474.blog.com/2013/04/23/makalah-pengertian-ahlak-terpuji-contoh-contoh-analisis-dan-pentingnya-dalam-pergaulan-remaja/: http://sukurudin474.blog.com/2013/04/23/makalah-pengertian-ahlak-terpuji-contoh-contoh-analisis-dan-pentingnya-dalam-pergaulan-remaja/

Ayuningtias, U. (2014, 2). http://tarimedu.blogspot.com/. Retrieved 2 23, 2015, from
http://tarimedu.blogspot.com/2014/02/contoh-makalah-pai-tentang-membiasakn.html:

Barkat, U. (2009, 03). http://umibarkat.blogspot.com. Retrieved 02 23, 2015, from http://umibarkat.blogspot.com/2009/03/membangun-akhlak-yang-mulia-dalam.html:

Embun, B. (2012). Blogspot. Dipetik 2 23, 2015, dari http://banjirembun.blogspot.com/2012/09/pencerminan-keimanan-dalam-kehidupan.html:

Faruq, H. A. (2015, 01). http://www.habibullahurl.com/. Retrieved 2 23, 2015, from
http://www.habibullahurl.com/2015/01/implementasi-iman-kepada-malaikat-allah.html. (2011, 3).

http://tyovillage.blogspot.com/. Retrieved 2 23, 2015, from http://tyovillage.blogspot.com/2011/03/akhlak-akhlak-terpuji-dalam-kehidupan.html:

Kemala, E. (2013, 09). http://elsakemala88.blogspot.com/. Retrieved 02 23, 2015, from http://elsakemala88.blogspot.com/2013/09/contoh-makalah-tentang-akhlak.html:

Psari, J. (2013, 6). http://juliapsari2.blogspot.com/. Retrieved 2 23, 2015, from http://juliapsari2.blogspot.com/2013/06/contoh-makalah-akhlak-terpuji.html:

Ulfah, A. H. (2014, 2). http://halvaimaoelpah.blogspot.com/. Retrieved 2 23, 2015, from http://halvaimaoelpah.blogspot.com/2014/02/agama-membiasakan-akhlak-terpuji-dan.html: