Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan “Laporan Kimia yang berjudul Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit”
Adapun “Laporan Kimia yang berjudul Larutan
Elektrolit dan Non Elektrolit” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun
tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang
dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah biologi ini.
Lhokseumawe,7
Maret 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Cairan dan elektrolit sangat penting
untuk mempertahankan keseimbangan atau
homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat
mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri
atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organik dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung
komponen-komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation)
dan bermuatan negative (anion).
Elektrolit sangat penting pada banyak
fungsi tubuh, termasuk fungsi neuromuscular dan keseimbangan asam-basa. Pada
fungsi neuromuscular, elektrolit memegang peranan penting terkait dengan
transmisi impuls saraf.
Apa yang kita lakukan untuk membedakan
larutan elektrolit dengan larutan non elektrolit ? Pernahkah kita menguji daya
hantar listrik suatu larutan ? Daya hantar listrik tersebut dapat dilihat dari
menyala atau tidaknya lampu yang digunakan pada alat uji. Jika pada pengujian
tersebut ternyata lampunya menyala, hal itu menunjukkan larutan tersebut
bersifat elektrolit. Salah satu larutan yang bersifat elektrolit yang kita
sudah faham pada umumnya adalah garam dapur (NaCl). Bagaimana jika pada saat
percobaan lampunya tidak menyala ? larutan NaCl dapat terurai menjadi Na+ dan
Cl-. Perubahan Na menjadi ion Na+ mengalami oksidasi karena melepaskan
satu electron, sedangkan ion Cl menjadi Cl- mengalami reduksi karena melepaskan
satu electron.
Pada materi kali ini akan diuraikan lebih
lanjut tentang larutan elektrolit dan larutan non elektrolit serta pembahasan
mengenai sifat–sifat, contoh dan penerapannya, agar kita
dapat memahami bagaimana sifat larutan elektrolit dan sifat larutan non
elektrolit serta memahami konsep dari larutan elektrolit dan sifat larutan non
elektrolit.
1.2.
Rumusan
masalah
Zat
yang dapat larut dalam pelarut air dibedakan menjadi elektrolit dan non
elektrolit. Dalam laporan percobaan kali ini kita akan membahas larutan apa
saja yang termasuk larutan elektrolit dan non-elektrolit.
1.3.
Tujuan
Tujuan
pengamatan ini adalah untuk mengetahui apakah sebuah larutan merupakan larutan
elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah atau larutan non elektrolit.
1.5. Peneletian
Alat dan bahan yang diperlukan
antara lain:
1.
Gelas kimia 100 mL (2 buah)
2.
Bohlam 5 W (2 buah)
3.
Baterai besar (3 buah)
4.
Kabel merah putih (1 buah)
5.
Air gula (C12H22O11) (50 mL)
6.
Air garam (NaCl) (50 mL)
7.
Larutan HCl (50 mL)
Cara
Kerja:
1.
Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
2.
Susunlah alat penguji elektrolit
3.
Masukkan 50 mL air ke dalam gelas kimia dan ujilah daya
hantarnya. Catatlah jika lampu menyala atau timbul gelembung pada elektrode
karbon.
4.
Bersihkan elektrode karbon dengan
akuades dan keringkan dengan tissue.
5.
Ulangi cara kerja ke 3 dan 4 dengan
larutan lain yang terse-dia
1.6.Data Pengamatan
Jenis Air
|
Lampu
|
Bergelembung
|
||||
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
||
1.
Air Laut
|
ü
|
|
ü
|
|
||
2. Air
Kapur
|
|
ü
|
|
ü
|
||
3. Air
Garam
|
|
ü
|
ü
|
|
||
4. Air
Gula
|
|
ü
|
ü
|
|
||
5.
Air Hcl
|
ü
|
|
ü
|
|
||
1.7.Landasan Teori
Larutan
adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing
zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Zat yang jumlahnya
lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat
yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut
atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan ini dinyatakan
dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan
pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Larutan elektrolit adalah Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit pada tahun 1884. Menurut Arrhenius, ‘‘larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral’’ Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik.
Larutan elektrolit adalah Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit pada tahun 1884. Menurut Arrhenius, ‘‘larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral’’ Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu
atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung
partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Larutan ini dapat
bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa
kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar)
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut
akan terurai sempurna (derajat ionisasi = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam
larutan tersebut banyak mengandung ion-ion. Karena banyak ion yang dapat
menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. Contohnya: NaCl
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat
terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi = 0 < α < 1) menjadi
ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit mengandung ion. Hal ini
disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna)
sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus
listrik. Contohnya: air biasa, dan NH3
Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak
terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat
menghantarkan arus listrik. (derajat ionisasi = 0)
Contohnya: Larutan urea, dan glukosa
Contohnya: Larutan urea, dan glukosa
1.8.Membedakan
Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit
Larutan elektolit dan non elektrolit
dapat dibedakan dengan jelas dari sifatnya yaitu penghantaran Listrik.
1.9.Larutan
elektrolit dapat menghantarkan listrik.
Hal
ini untuk pertama kalinya diterangkan oleh Svante August Arrhenius(1859-1927),
seorang ilmuwan dari Swedia. Arrhenius menemukan bahwa zat elektrolit dalam air
akan terurai menjadi partikel-partikel berupa atom atau gugus atom yang
bermuatan listrik. Karena secara total larutan tidak bermuatan, maka jumlah
muatan positif dalam larutan harus sama dengan muatan negatif.
Atom
atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai ion. Ion yang bemuatan
positif disebut kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut anion.
Pembuktian sifat larutan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik ini dapat
diperlihatkan melalui eksperimen. Zat-zat yang tergolong elektrolit yaitu asam,
basa, dan garam.
Contoh larutan
elektrolit kuat:
·
Asam kuat,
antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 .
·
Basa kuat,
yaitu basa-basa golongan
alkali dan alkali
tanah, antara lain : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 .
·
Garam-garam yang
mempunyai kelarutan tinggi,
antara lain : NaCl, KCl, KI,
Al2(SO4)3 .
Contoh larutan
elektrolit lemah :
·
Asam lemah,
antara lain: CH3COOH,
HCN, H2CO3, H2S .
·
Basa lemah,
antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 .
·
Garam-garam yang
sukar larut, antara lain: AgCl, PbI2 CaCrO4, .
1.10.
Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan
listrik.
Adapun larutan non elektrolit terdiri
atas zat-zat non elektrolit yang tidak dilarutkan ke dalam air tidak terurai
menjadi ion ( tidak terionisasi ). Dalam larutan, mereka tetap berupa molekul
yang tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan non elektrolit tidak
dapat menghantarkan listrik. Pembuktian sifat larutan non elektrolit yang tidak
dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen.
Contoh larutan non
elektrolit : Larutan Gula (C12H22O11), Etanol (C2H5OH), Urea (CO(NH)2), Glukosa
(C6H12O6), dan lain-lain
1.11.
Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus Listrik
Pada
tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan
teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia
hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia,
karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air
terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif
yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan
sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan
netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik.
“Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik
karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion itulah yang
menghantarkan arus listrik melalui larutan”.
Larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.Larutan ini memberikan
gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam
larutan.Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation
dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday,
diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan
terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk
karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi.
Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas
hidrogen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar